Wednesday 1 August 2012

Saya pikir film Trust (2010) punya cerita yang padat dan lengkap. Kisah yang diangkat adalah tentang kejahatan seksual terhadap remaja yang bermula dari dunia maya. Film ini tidak berusaha membuat masalah ini terlihat sederhana. Justru film ini memperlihatkan beberapa dimensi lain yang menjadikan masalah tersebut terkesan sangat rumit. Ini bukan soal salah dan benar. Tapi lebih kepada aspek psikologis dari pihak korban, termasuk orang-orang yang paling dekat dengan korban. Dan sebagai calon orang tua, film ini menghadirkan sensasi yang cukup mengerikan. Bahwa di luar sana, dunia ini begitu kelam. Ancaman terhadap diri kita dan orang-orang yang sangat dekat dengan kita itu sungguhlah nyata.

Annie baru saja masuk SMA. Seperti sering digambarkan dalam film-film lain, masa SMA yang ditempuh Annie adalah medan pertarungan dalam pencarian jati diri. Nasihat seperti, “Jadilah diri sendiri,” agaknya menjadi klise dan tak berguna sama sekali. Karena menjadi diri sendiri berarti menjadi aneh dan berbeda 180 derajat dari yang lain. Annie melihat ada potensi bahwa dirinya akan diasingkan dari kehidupan sosialnya di SMA. Itu semua sangat menakutkan bagi Annie.

Hal tersebut tergambar jelas dalam adegan-adegan awal. Annie sedang berusaha memasuki sebuah kehidupan sosial yang baru. Ia ikut pesta yang dibuat teman-teman perempuannya juga belanja berbagai barang yang dianggap sebagai alat bertahan hidup paling penting pada masa SMA – seperti model bra yang dianggap lebih menunjang bentuk payudaranya. Ya, trik-trik dalam menampilkan tubuh demi menarik perhatian remaja laki-laki masuk sebagai bagian dari survival kit pada lingkungan pergaulan Annie. Dan dari semua itu tujuannya jelas satu: seks.

Annie punya teman di dunia maya bernama Charlie. Awalnya Annie mengenal Charlie sebagai seorang remaja lelaki seusianya. Mereka sering bercakap-cakap mengenai olahraga volley yang merupakan kesukaan Annie. Charlie banyak memberikan tips sehingga Annie kemudian terpilih sebagai anggota tim volley sekolahnya.

Dunia maya adalah dunia yang semu. Orang-orang cukup senang memakai topeng di dunia ini. Charlie perlahan membuka topengnya. Ia mengaku bahwa dirinya adalah mahasiswa berusia 20 tahun. Annie cukup shock mendengarnya. Akan tetapi, ia sudah terlalu percaya pada Charlie dan telanjur menganggap Charlie sebagai sahabatnya.

Namun, Charlie hanya berganti topeng. Ia kemudian mengaku bahwa ia berumur 25 tahun. Hal yang membuat Annie kaget namun tak jua memutuskan hubungan di antara mereka. Hingga akhirnya Annie bertemu Charlie di dunia nyata dan mengetahui bahwa Charlie berusia lebih dari 30 tahun!

Strategi yang dipakai Charlie masih sama: ia berkata bahwa tidak ada yang bisa menghancurkan hubungan pertemanan termasuk usia. Ia menyatakan cintanya pada Annie dan meyakinkan Annie bahwa Annie pun mencintainya. Pada hari itu, Annie diajak ke kamar hotel.

Charlie memberikan pakaian dalam sebagai hadiah dan menyuruh Annie mengenakannya. Annie tidak percaya diri ketika memakai pakaian dalam itu. Namun, Charlie meyakinkan bahwa Annie punya tubuh yang bagus dan ia sangat mengaguminya. Mungkin, dalam pikiran Annie, Charlie adalah sosok yang selalu mendukungnya. Dari situ, Charlie mulai membelai dan mencium Annie. Digambarkan dalam adegan, Annie semula menolak Charlie. Namun, lambat laun seolah Annie pun menginginkan hal itu. Tanpa diketahui Annie, ada kamera yang merekam mereka berdua di atas ranjang.

Esoknya, seorang teman Annie yang melihat pertemuan Charlie dan Annie melaporkan Annie ke kepala sekolah. Annie kemudian dijemput mobil polisi sebagai korban kejahatan seksual dengan diantar tatapan teman-teman satu sekolahnya. Dari sini, cerita menjadi menarik.


Delusi Annie

Saya menggunakan istilah delusi secara kasar dalam paparan berikut. Apabila merujuk pada wikipedia: Delusi adalah suatu keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat, yang terus ada walaupun bukti menunjukkan hal tersebut tidak memiliki dasar dalam realitas. Lalu bagaimana delusi bekerja pada Annie?

Semua orang kemudian tahu bahwa Annie menjadi korban kejahatan seksual. Namun rupanya Annie merasakan hal yang lain. Ia tidak menganggap dirinya adalah korban. Hubungan antara dirinya dan Charlie ia anggap adalah sesuatu yang normal. Menurutnya, banyak anak perempuan di sekolahnya yang melakukan seks dengan anak lelaki, dan dalam hal ini, hubungannya dengan Charlie adalah normal.

Ia melakukannya karena ia mencintai Charlie. Dan ia pun sangat yakin bahwa Charlie mencintai dirinya. Maka, ia pun menganggap hubungannya dengan Charlie adalah hubungan yang wajar. Saya cukup kesal menyaksikan betapa naifnya Annie. Banyak orang yang berusaha meyakinkan Annie bahwa dirinya adalah korban kejahatan seksual namun pendapat orang lain itu sangat tidak masuk akal buat Annie. Beberapa orang menunjukkan bukti bahwa setelah Charlie dan Annie melakukan seks, Charlie tak lagi menghubungi Annie. Nah, bagi Annie, hal itu bukanlah tanda bahwa tak ada cinta di antara mereka berdua. Annie menganggap teman-temannya, pihak sekolah, orang tua, hingga FBI yang menangani kasus ini telah bereaksi secara berlebihan. Menurutnya, mereka semua telah membuat Charlie ketakutan sehingga Charlie sulit menghubungi Annie. Dalam hatinya, Annie percaya bahwa Charlie sangat merindukan dirinya. Tolol.

Ada satu adegan ketika pada akhirnya Annie berusaha menghubungi Charlie di depan orang tuanya dan anggota FBI untuk memastikan keberadaan Charlie. Tumben, pesan yang dikirim Annie kepada Charlie melalui sebuah situs pertemanan rupanya berbalas. Charlie kemudian menelepon Annie. Anggota FBI meminta Annie menjawab telepon tersebut.

Charlie bertanya, “Apakah ada orang lain di dekatmu?”

“Tidak ada.”

Namun tak berapa lama, telepon selular milik ibu Annie berdering. Rupanya Charlielah yang menelepon.

“Saya kecewa kepadamu,” sahut Charlie dingin.

Annie kemudian melompat dari kursinya. Ia marah kepada semua orang di ruangan itu. Ia menuduh semua orang telah memaksanya melakukan apa yang tidak ia kehendaki. Dan hal tersebut telah menghancurkan kepercayaan Charlie pada dirinya. Lagi-lagi Annie merasa bahwa ini semua bukanlah soal kejahatan seksual, namun soal hubungan cinta di antara dua orang yang wajar.

Delusi Annie berakhir ketika detektif FBI menunjukkan foto-foto korban Charlie. Semula, Annie merasa dirinya adalah orang yang spesial di mata Charlie. Bahkan ia menganggap korban-korban itu hanyalah mantan kekasih Charlie. Namun kemudian Annie melihat bahwa ada kesamaan dirinya dengan para korban lainnya, dari segi usia, penampilan fisik, hingga cara Charlie berkomunikasi dengan mereka. Perlu waktu enam minggu bagi Annie untuk sadar bahwa dirinya adalah korban.

Masalah yang menimpa Annie punya pengaruh yang cukup dalam kepada kehidupan orang di sekelilingnya. Bagaimana reaksi mereka adalah hal yang membuat film ini semakin menarik buat saya.


Balas dendam!

Ayah Annie digambarkan sebagai sosok yang sangat mencintai keluarganya. Mereka sering berbagi meja bersama saat makan malam dan membicarakan banyak hal pada kesempatan itu. Kejujuran menjadi kunci penting dalam kehidupan keluarga tersebut. Ketika Annie tertimpa masalah yang telah dipaparkan tadi, Ayah Annie, Will, sangat terpukul. Ia melihat adanya pelanggaran atas norma yang sangat ia junjung: kejujuran.
Will merasa dikhianati. Ia marah kepada Annie yang enggan jujur mengenai Charlie bahkan setelah Charlie mengakui kebohongan-kebohongannya. Sebagai kepala keluarga, Will merasa dirinya telah gagal. “Apalah artinya keberadaan diriku apabila tak bisa memberikan keamanan untuk anggota keluarga ini,” demikian pikir Will.

Perasaan kecewa dan gagal tersebut lama kelamaan menimbulkan rasa marah dan frustasi. Saya rasa faktor inilah yang dominan memenuhi pikiran Will. Maka ia pun mengalihkan rasa frustasinya pada Charlie. Ia kemudian hanyut dalam upaya penangkapan Charlie. Tujuannya cuma satu: balas dendam!

Charlie tak juga cepat tertangkap. Keberadaan Charlie cukup sulit dilacak. Will pun sempat mencoba melacak sendiri keberadaan Charlie dengan menyewa semacam detektif swasta. Namun, yang ia dapatkan hanya daftar orang-orang yang kira-kira memiliki karakteristik mirip Charlie.

Hasrat untuk balas dendam semakin memuncak. Namun, objek hasrat itu tak juga ditemukan. Seolah tak sanggup lagi menahan hasrat tersebut, Will pun meledak. Suatu ketika, saat Annie mengikuti sebuah pertandingan volley, Will mendapati seorang pria yang juga masuk ke dalam daftar yang baru saja ia peroleh. Pria itu terlihat senang ketika merekam pertandingan tersebut dengan kamera digital. Will kemudian menghampiri pria tersebut dan langsung menghajarnya. Namun bukan puas yang ia rasakan. Ia malu ketika tahu bahwa ternyata pria tersebut sedang merekam anak perempuannya yang juga ikut bertanding.

Perhatian Will terhadap kelanjutan kasus dan upaya pencarian Charlie membuatnya seolah lupa pada sisi psikologis Annie. Ia lebih banyak menghabiskan waktu dalam upaya penangkapan Charlie ketimbang bersama Annie. Baru ketika film ini nyaris selesai, dikisahkan bahwa Will menyadari seperti apa seharusnya ia bertindak. Itu semua tak luput dari keberadaan ibu Annie yang kemunculannya dalam film ini tak sebanding dengan kemunculan Will.


Dukungan bagi korban

Saya kira dalam film ini, peran ibu diposisikan sebagai antitesis dari ayah. Apabila si ayah digambarkan berusaha berhadapan dengan faktor-faktor eksternal dengan melampiaskan rasa kecewa dan marahnya kepada para tersangka penjahat kelamin, sang ibu justru tampil untuk memberikan bantuan kepada Annie.

Banyak adegan di mana sang ibu, Lynn, terlihat masih turut hadir dalam kehidupan Annie sehari-hari. Ia mengantar Annie ke sekolah, menyiapkan makan malam, dan yang terpenting: berusaha bersikap biasa-biasa saja seolah peristiwa yang menimpa anaknya tak pernah terjadi.

Dalam sebuah adegan, Lynn marah kepada Will yang sedang sibuk memeriksa berkas-berkas yang berkaitan dengan kasus yang dialami Annie. Ia marah melihat Will yang terlalu banyak memberikan perhatian untuk mencari pelaku kejahatan itu. Ia menganggap Will tak ada di samping Annie. Semua hal yang Will lakukan hanya membuat Annie selalu teringat pada kejadian tersebut. Hal itu selalu membuat Annie jatuh. Padahal, saat itu yang dibutuhkan Annie adalah dukungan untuk terus bangkit dan terus hidup.

People get hurt. There isn’t so much we can do to protect ourselves, our children. The only thing we can do is be there for each other when we do fall down to pick each other up. - Gail Friedman -

3 komentar:

Unknown said...

Kok mirip banget ya ceritanya...😢

rudiyatmaja said...

Sama siapa?

daldais said...

The 23 Best Casinos in the UK With Best Mobile Casinos
Top 10 의정부 출장마사지 casinos with mobile-friendly slots. Our 상주 출장샵 list of the best mobile casinos offers slots that 광주 출장샵 feature real money 남양주 출장샵 gaming in the browser. 서울특별 출장안마

Post a Comment

Powered by Blogger.
 

Copyright 2010 ::HARMONI HITAM::.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.