Suatu Sore, ada
pertanyaan yang cukup menggelitik ditujukan pada Bambang Sugiharto. Apa kaitan
antara biola dan kekerasan, atau antara Violin
dan Violence? Kedua kata yang
sepintas mirip pengucapannya,tapi punya makna yang sangat berbeda dan tak
terlihat jelas hubungannya. Namun dalam hidup, hanya dalam kehidupan, keduanya
terpaut sangat erat. Bagaimana bisa?
Banyak yang bilang
bahwa mendengarkan musik membuat jiwa semakin hidup. Alunan nada-nada itu merupakan
jelmaan ekspresif dari emosi yang tak lain adalah cara mengada manusia dalam
kesegeraan. Ada keindahan di dalamnya. Dan hidup yang indah adalah tujuan
banyak orang, betul? Pada konteks inilah kita meletakkan kata violin, sebagai simbol dari daya hidup. Sementara
itu di seberangnya ada kata violence
atau kekerasan. Saya kira banyak orang bakal menolak kekerasan. Andaikan
disuruh memilih antara violin dan violence, mereka akan cenderung lebih
memilih violin. Lantas apakah
hubungan di antara keduanya hanya sebatas hubungan yang bertolak belakang,
seperti halnya antara baik dengan buruk?
Freud punya konsepsi
tentang bagaimana energi psikis menciptakan berbagai perilaku manusia. Ada dua
macam energi: Eros atau daya hidup dan Thanatos atau daya penghancur, daya
kematian. Keduanya adalah dua sisi mata uang yang membentuk The energy of life. Ada yang
mengembangkan, tapi ada juga yang menghancurkan. Dan keduanya itu saling
tumpang tindih, bahkan bergantian mengarahkan perilaku manusia.
Bagaimana kita survive hidup? Kita makan. Sebetulnya, makan
itu membunuh lho. Membunuh sayur, ayam,
ikan, dan lainnya. Sebetulnya. hidup itu ditopang kekerasan. Tanpa kekerasan
tak ada hidup. Pada titik ini kekerasan begitu esensial. tanpanya hidup tidak
berkembang.
Hal yang sama berlaku
juga pada peradaban manusia. Sistem-sistem nilai yang kemudian mengembangkan
peradaban itu selalu disertai penghancuran sistem nilai lainnya, sistem-sistem
nilai sebelumnya. Hal itu tak terhindarkan.
Kalau kita bicara soal
perubahan, atau evolusi, naik tingkat. Kita ini tumbuh seperti tanaman. Tanaman
tumbuh, menghancurkan biji. Biji itu
indah. Ada banyak macam dan berwarna warni, tapi butuh dihancurkan agar tumbuh
daun dan lainnya.
Kekerasan seolah punya
keindahan tersendiri. Saat kita menonton film action, sudah jelas yang kita
tonton itu penuh kekerasan. Tapi rasanya, semakin berdarah-darah film semakin exciting. Ada kenikmatan tersendiri dari
kekerasan seperti itu.
Violin dan Violence menandakan betapa
paradoksnya kehidupan manusia.
Mungkin ini semua hanya permainan kata. Namun ketahuilah, kawan, dunia dan
kehidupan ini masih terlalu misterius untuk dijelaskan dengan kata-kata.
0 komentar:
Post a Comment