Sunday 19 August 2012



Suatu Sore, ada pertanyaan yang cukup menggelitik ditujukan pada Bambang Sugiharto. Apa kaitan antara biola dan kekerasan, atau antara Violin dan Violence? Kedua kata yang sepintas mirip pengucapannya,tapi punya makna yang sangat berbeda dan tak terlihat jelas hubungannya. Namun dalam hidup, hanya dalam kehidupan, keduanya terpaut sangat erat. Bagaimana bisa?

Banyak yang bilang bahwa mendengarkan musik membuat jiwa semakin hidup. Alunan nada-nada itu merupakan jelmaan ekspresif dari emosi yang tak lain adalah cara mengada manusia dalam kesegeraan. Ada keindahan di dalamnya. Dan hidup yang indah adalah tujuan banyak orang, betul? Pada konteks inilah kita meletakkan kata violin, sebagai simbol dari daya hidup. Sementara itu di seberangnya ada kata violence atau kekerasan. Saya kira banyak orang bakal menolak kekerasan. Andaikan disuruh memilih antara violin dan violence, mereka akan cenderung lebih memilih violin. Lantas apakah hubungan di antara keduanya hanya sebatas hubungan yang bertolak belakang, seperti halnya antara baik dengan buruk?

Sugiharto menoleh pada Freud. Seingat saya, begini ia menjawab:

Freud punya konsepsi tentang bagaimana energi psikis menciptakan berbagai perilaku manusia. Ada dua macam energi: Eros atau daya hidup dan Thanatos atau daya penghancur, daya kematian. Keduanya adalah dua sisi mata uang yang membentuk The energy of life. Ada yang mengembangkan, tapi ada juga yang menghancurkan. Dan keduanya itu saling tumpang tindih, bahkan bergantian mengarahkan perilaku manusia.
Bagaimana kita survive hidup? Kita makan. Sebetulnya, makan itu membunuh lho.  Membunuh sayur, ayam, ikan, dan lainnya. Sebetulnya. hidup itu ditopang kekerasan. Tanpa kekerasan tak ada hidup. Pada titik ini kekerasan begitu esensial. tanpanya hidup tidak berkembang.

Hal yang sama berlaku juga pada peradaban manusia. Sistem-sistem nilai yang kemudian mengembangkan peradaban itu selalu disertai penghancuran sistem nilai lainnya, sistem-sistem nilai sebelumnya. Hal itu tak terhindarkan.

Kalau kita bicara soal perubahan, atau evolusi, naik tingkat. Kita ini tumbuh seperti tanaman. Tanaman  tumbuh, menghancurkan biji. Biji itu indah. Ada banyak macam dan berwarna warni, tapi butuh dihancurkan agar tumbuh daun dan lainnya.

Kekerasan seolah punya keindahan tersendiri. Saat kita menonton film action, sudah jelas yang kita tonton itu penuh kekerasan. Tapi rasanya, semakin berdarah-darah film semakin exciting. Ada kenikmatan tersendiri dari kekerasan seperti itu.

Violin dan Violence menandakan betapa paradoksnya kehidupan manusia. 

Mungkin ini semua hanya permainan kata. Namun ketahuilah, kawan, dunia dan kehidupan ini masih terlalu misterius untuk dijelaskan dengan kata-kata.





0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 

Copyright 2010 ::HARMONI HITAM::.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.